1.
IDENTIFIKASI
Suku
bangsa Bali merupakan suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran akan
kesatuan kebudayaannya, sedangkan kebudayaan tersebut diperkuat oleh adanya
bahasa yang sama. Walaupun ada kesadaran yang demikian, namun kebudayaan Bali
memujudkan banyak variasi dan perbedaan setempat. Di samping itu agama Hindu
yang telah lama terintegrasikan ke dalam kebudayaan Bali,dirasakan pula sebagai
suatu unsure yang memperkuat adanya kesadaran akan kesatuan itu.
Perbedaan
pengaruh dari kebudayaan jawa-Hindu di berbgai daerah di Bali dalam dalam zaman Majapahit dahulu,
menyebabkan adanya dua bentuk masyarakat di Bali, ialah masyarakat Bali-Aga dan
Bali-Majapahit(wong majapahit). Masyarakat Bali-Aga kurang sekali mendapat
pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu dari Majapahit dan mempunyai struktur
tersendiri. Orang Bali-Aga pada umumnya mendiami desa-desa didaerah pegunungan
seperti Sembiran, Cempaga Sidatapa, Pedawa, Tigawasa, di kabupaten Buleleng dan
desa Tanganan Pegringsingan di kabupaten Karangasem. Sekarang ini komunikasi
modern, pendidikan, serta proses modernisasi telah membawa banyak
perubahan-perubahan juga dalam masyarakat dan kebudayaan dari desa-desa
tersebut.
Pulau
Bali yang luasnya 5808,8 Km² dibelah dua oleh suatu pegunungan yang membujur
dari barat ke timur, sehingga membentuk dataran yang agak sempit disebelah
utara, dan dataran yang lebih besar di sebelah selatan. Pegunungan tersebut yang
untuk sebagian besar masih tertutup hutan rimba yang lebat, mempunyai arti
penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk. Di wilayah pegunungan
itulah terletak kuil-kuil (pura) yang
dianggap suci oleh orang Bali, Seperti Pura Pulaki, Pura Batukau, dan terutama
sekali Pura Besakih, yang terletak di kaki Gunung Agung.
Bahasa
Bali termasuk keluarga bahasa-bahasa Indonesia. Dilihat dari sudut
perbendaharaan kata-kata dan strukturnya, maka bahasa Bali tak jauh berbeda
dari bahasa-bahasa Indonesia lainnya. Peninggalan-peninggalan prasasti dari
zaman Bali-Hindu menunjukkan adanya sutu bahasa Bali Kuno yang agak berbeda
dengan bahasa Bali sekarang. Bahasa Bali Kuno itu, disamping mengandung banyak
kata-kata sansekerta, pada masa kemudian terpengaruh juga oleh bahasa Jawa
Kuno dari zaman Majapahit, ialah zaman waktu pengaruh Jawa besar sekali kepada
kebudayaan Bali. Bahasa Bali mengenal pula apa yang disebut “perbendaharaan
kata-kata hormat”. Bahasa hormat (basa
alus) yang dipakai kalau berbicara dengan orang-orang tua atau tinggi.
Di
Bali pun berkembang kesusastraan lisan dan tulisan baik dalam bentuk puisi
maupun prosa. Di samping itu sampai kini di Bali didapati juga sejumlah hasil
kesusastraan Jawa Kuno (kawi) baik dalam bentuk puisi maupun prosa yang dibawa
ke Bali tatkala Bali di bawah kekuasaan raja-raja Majapahit.
No comments:
Post a Comment